[Movie Review] I am Number Four

Pada awalnya mereka ada sembilan. Namun Satu, Dua, Tiga... Berturut-turut mereka tumbang. Dibunuh oleh Mogadorians (mogs), alien dari planet Mogadore.

Semuanya berawal di planet nan damai dan tenteram yang jauh dari sistem tata surya, planet Lorien. Mogadore yang telah rusak memaksa penghuninya untuk mencari planet baru untuk ditinggali. Lorien takluk pada serangan mendadak mereka. Tahu akan kalah, para Tetua sempat mengirim "harapan" ke planet lain, yakni bumi.


Harapan dalam bentuk 9 Garde. 9 anak usia sekitar balita.

Mereka tak sendirian, mereka ditemani oleh Cepan mereka masing-masing, atau sebut saja pengasuh mereka. Tak seperti Garde yang punya legacies (atau pusaka atau kekuatan supernatural), Cepan tak ubahnya persis sama dengan manusia biasa.

Ketika meninggalkan Lorien, anak-anak itu telah dilindung oleh mantra para tetua. Mantra agak "tolol" sebenarnya. Para anak itu, 9 Garde itu, bisa dibunuh dengan syarat dibunuh sesuai urutan nomor mereka.

Tiga Garde telah tewas.

Kini giliran nomor Empat yang akan dikejar. Mungkinkah dia akan menyusul ketiga Garde sebelumnya?

Singkat saja ya, filmnya oke. Tidak sebagus ekspektasiku, tapi okelah. Efeknya tanpa cacat. Nomor Enam yang paling menonjol, menurutku. Hal ini tak lepas berkat Teresa Palmer yang memerankannya. Nomor Empat dibikin lebih kuat dibanding di buku.

Penambahan beberapa detail yang oke, meski di buku tidak ada, atau baru ada di buku sekuelnya. Cukup banyak perubahan yang dilakukan, tapi perubahan yang paling aku suka adalah sosok para Mogs yang alih-alih menjijikkan, seperti dideskripsikan di buku, dibikin tampak artistik dan enak dilihat.

P.S.
[1] Review bukunya bisa dibatja di sini.

[2] Meski filmnya cukup mengecewakan, sama seperti Eragon, aku tetap suka dengan serial ini.

Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::

9 comments:

  1. Aku pernah nonton opening film ini. Tapi berhubung gak ada subtitle-nya jadi bingung. Sama kayak pas nonton the hunger games.

    Kalau The Hunger Games, bisa nonton tuntas karena ada Josh. Dipaksain lah telinga ini mendengar sebaik mungkin karena kasusnya sama, gak ada translate bahasa Indonesia. Tapi pas nonton kedua kalinya--setelah membaca bukunya--akhirnya ngerti deh :P Betapa galaknya Katniss dan betapa menderitanya Peeta #eaaa #TeamPeeta *dijitak warga Capitol*

    Tapi kalau yang ini, aku gak bisa lanjut. Nonton filmnya gak bisa ngerti. Lalu pinjam bukunya. Lalu menemukan sebuah nama. Lalu aku memutuskan untuk gak baca lebih lanjut dan mengembalikan buku ini.

    Entah deh kapan bisa lanjut lagi. Cerita bagus padahal ._.

    BalasHapus
  2. saya suka filmnya..
    mungkin karena blum baca bukunya :D

    BalasHapus
  3. >> Ryana Maryana
    hahah, coba kamu orangnya lebih open minded ya ;)

    >> Nathalia Diana Pitaloka
    Filmnya lumayan. Efeknya keren banget! :D

    BalasHapus
  4. apalagi yang harus di-open? >.<

    BalasHapus
  5. Rotinya. Secara kan masih setengah matang :))

    BalasHapus
  6. okay, nyerah deh ya *setelah mikir lama pake banget*
    aku bakal ngopen rotinya >.<

    semoga lusa bisa namu ke Mizan cari tahu apa aku bisa dapetin I'm Number four. Syukur syukur bisa sama The Power of Six. Aku gak harap aku bisa dapetin The Rise of Nine. Kunjungan ke dua terakhir buku itu udah sold out dan harus nunggu cetak ulang....

    meski aku beneran gak suka sama sebuah nama yang moentjoel di buku itu.....

    BalasHapus
  7. Amin. Udah saatnya tidak mempermasalahkan nama yang bahkan dimiliki banyak orang ;)

    BalasHapus
  8. Blm sempat baca apalgi nonton filmnya, mungkin menunggu komplit 1 seri baru dimulai :D (terlalu banyak mengikuti buku berseri ...)

    BalasHapus
  9. Hahah, serinya kayaknya masih panjang mbak tamatnya. Belum lagi novellanya atau spin-offnya yang juga berderet lebih banyak dari buku utamanya :))

    BalasHapus

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!