Akhirnya, setelah vakum beberapa bulan (cielah, berasa kayak pembersih debu saja #lho? ) Story Eater Tales bisa kembali hadir menyemarakkan meme yang menjunjung tinggi kejujuran (?) Yakni, Dare to Say, atau yang suka kusebut dengan Berani Bicara —yang kebetulan memang arti dari Dare to Say.
Nah, dalam edisi comeback ini, aku akan membahas novelette atau cerpen yang segmentasi pembacanya adalah dewasa (dan/atau yang merasa sudah dewasa dan siap membatja adegan-butuh-kipas yang disajikan oleh penulisnya). Dan buku itu adalah...
Karena novelette/cerpen ini sudah diadaptasi ke layar lebar, dan filmnya, yang kutonton lebih dulu, keren pakai dewa, otomatis aku berekspektasi buku ini, buku yang berkisah soal cinta sejati ini, cinta sejati antar dua pria, akan bikin aku galau. Sama seperti filmnya.
Tapi ternyata... Buku yang tipis dan langka ini, agak datar saudara-saudara.
Kesalahanku memang menonton filmnya lebih dulu. Atau tidak juga. Maksudku, kalau filmnya tak terkenal, tidak menyabet banyak penghargaan, dan tidak bagus untuk ditonton, aku mungkin juga tidak tertarik untuk membatja sumber awal dari film yang kalau disiarkan di TV Indonesia bakal kena sensor habis-habisan.
Meski begitu, novelette/cerpen Brokeback Mountain cukup lumayan. Dua tokoh utamanya punya karakter yang kuat. Satu realistis, satunya lagi masih percaya akan kekuatan mimpi.
Aku akan membahasnya lebih lengkap lagi di reviewnya.
Kalau nggak lupa, hahah.
Kebetulan? -_-"
Nah, dalam edisi comeback ini, aku akan membahas novelette atau cerpen yang segmentasi pembacanya adalah dewasa (dan/atau yang merasa sudah dewasa dan siap membatja adegan-butuh-kipas yang disajikan oleh penulisnya). Dan buku itu adalah...
Brokeback Mountain by Annie Proulx
Score awal: Yummy! (aka 4 of 5 stars)
Karena novelette/cerpen ini sudah diadaptasi ke layar lebar, dan filmnya, yang kutonton lebih dulu, keren pakai dewa, otomatis aku berekspektasi buku ini, buku yang berkisah soal cinta sejati ini, cinta sejati antar dua pria, akan bikin aku galau. Sama seperti filmnya.
Tapi ternyata... Buku yang tipis dan langka ini, agak datar saudara-saudara.
Kesalahanku memang menonton filmnya lebih dulu. Atau tidak juga. Maksudku, kalau filmnya tak terkenal, tidak menyabet banyak penghargaan, dan tidak bagus untuk ditonton, aku mungkin juga tidak tertarik untuk membatja sumber awal dari film yang kalau disiarkan di TV Indonesia bakal kena sensor habis-habisan.
Meski begitu, novelette/cerpen Brokeback Mountain cukup lumayan. Dua tokoh utamanya punya karakter yang kuat. Satu realistis, satunya lagi masih percaya akan kekuatan mimpi.
Aku akan membahasnya lebih lengkap lagi di reviewnya.
Kalau nggak lupa, hahah.
Score akhir: Almost-Sweet! (aka 2,5 of 5 stars)
Jadi apa sih Dare to Say? Lewat Dare to Say ini kak Zellie, mengajak orang untuk berbuat baik, yakni mengatakan kejujuran. Karena konteksnya dunia baca, maka kejujuran itu mengenai buku yang telah kalian baca. Kejujuran itu bisa berbentuk rasa suka kalian (yang tulus) pada buku tersebut—terlepas buku itu terkenal atau dibenci banyak orang, atau... Ini nih yang menantang, mengatakan dengan jujur apa yang membuat kalian tidak menyukai sebuah buku atau hanya bisa memberinya nilai 1 dari 5 bintang (padahal buku tersebut buku terkenal, ditulis penulis kenamaan, mendapat banyak nilai yang bagus, dan hendak/sudah diadaptasi ke layar lebar).
Pengen membagikan kejujuran pada dunia? Berikut caranya::
iya yaa.. kadang kalau filmnya udah kereen bangets (macam lotr, atau "ps. i love you" - yang belakangan disebut sih setidaknya keren buat gua, ahahaha :p) eh pas baca bukunya jadi ngerasa, "lhoo? lhooo.. kok gini?", walau untuk lotr sih.. ngg.. ngga berhasil membacanya sampai selesai XD
BalasHapuseh, nggak kelar batja lotr? Emang berat sih ya :))
HapusIya, agak... yah, tapi mau kecewa juga kan percuma, dan kemudian memandangnya sebagai dua cerita yang mirip tapi beda :3 *so(k) wise xD