Kalimat pertama (dan kedua) bab satu The Secret Adversary
"Hei! Tommy tua bangka!"
"Tuppence! Monyong kau!"
Sececap The Secret Adversary
Jane Finn tak pernah menyangka akan terlibat dalam kejahatan tingkat tinggi. Niatnya menaiki kapal Lousiana hanya agar dia sampai ke sebuah negara lalu melamar kerja. Tapi kemudian, saat kapal yang ditumpanginya dihantam torpedo dan hendak karam, seorang lelaki, yang tampak baik-baik tapi gelisah geli-geli basah, mendatanginya dan mengatakan bahwa dirinya membawa dokumen rahasia. Karena yang mesti naik sekoci wanita dan anak-anak dahulu, lelaki gelisah itu, dengan harapan dokumennya selamat—sambil mencoba mengelabuhi orang-orang yang membuntutinya, menyerahkan dokumen itu pada Jane.
Jane tidak menolaknya. Bahkan setelah diberitahu bahwa apa yang dilakukannya akan mengundang marabahaya dia justru amat bersemangat.
Setelah kejadian itu... Jane Finn hilang bak ditelan bumi.
Ughlala (?) Kira-kira, apa yang terjadi padanya? Mungkinkah dia bersembunyi? Atau dia ditangkap oleh orang-orang yang mungkin membuntuti si lelaki gelisah?
Beberapa tahun kemudian, dua petualang muda, Tommy dan Tuppence, secara tak sengaja ikut terlibat dalam pencarian Jane Finn. Dan terutama pencarian dokumen yang dibawanya. Dokumen yang bisa menyulut kondisi yang mungkin jauh lebih buruk dari perang yang terjadi di kala serah-terima dokumen dari si pria pada Jane Finn.
Masalahnya, ada seorang tokoh yang dikenal sebagai Tuan Brown yang juga menginginkan dokumen itu. Dan dia ingin mewujudkan kondisi buruk akibat dokumen tersebut!
Dan yang bikin Tommy dan Tuppence terkejut, ternyata Tuan Brown ini berada dekat dengan mereka!
Citarasa The Secret Adversary
Setelah merasa sangat amat terhibur dengan Partner in Crimes, terpingkal-pingkal oleh ulah Tommy dan Tuppence, dan tahu bahwa buku itu berseri, aku mencoba mencaritahu buku-buku lainnya dalam seri. Dan ketemulah aku dengan buku ini: The Secret Adversary atau Musuh yang pakai Selimut, eh, Musuh Dalam Selimut (hnnn, apa bedanya ya?)
Apakah kelucuannya juga sama?
Sejujurnya, humornya masih jauh lebih oke Partner in Crimes, tapi The Secret Adversary ini... Boleh-lah. Itu awalan bab satunya saja sudah sukses mengundang tawaku! XD
Dan romansanya... Romansanya lumayan sweet. Tommy dan Tuppence ini diam-diam saling suka, tapi keduanya sama-sama malu-malu mengungkapkannya. Tommy ingin 'nembak' Tuppence, tapi dia belum punya hal yang dicapai, belum punya penghasilan yang oke, dia minder dengan dirinya sendiri. Sementara Tuppence, yah, dia cewek. Dia nunggu si Tommy nembak. Tapi pada akhirnya... Ah, seperti yang aku bilang tadi, rasanya bak gula: manis :')
Misterinya cukup menarik. Penjahatnya sih mudah ditebak, tapi kenikmatannya bukan pada saat itu, tapi ketika mengikuti dua petualang muda menelusurinya. Cara mereka yang terbilang nekad, membahayakan diri sendiri dengan benang pengaman yang tipis, menaruh telur di keranjang yang salah, menunjuk seseorang dengan jari terbenam di dalam karung, dan seterusnya.
Secara keseluruhan, aku suka The Secret Adversary. Misterinya, petualangannya, kisah cinta dua tokoh utamanya, terasa pas satu sama lain. Tidak saling menjatuhkan, tidak berat salah satunya. Dan yang terutama, aku suka sekali ketika Tommy dan Tuppence ngobrol dan saling melempar gagasan dan bertukar pikiran. Dari obrolan itu selalu muncul humor yang selalu sukses menyunggingkan tawa pada bibirku.
Oke, aku rasa sudah resmi. Dibanding semua tokoh detektif Dame Agatha Christie, aku suka dengan pasangan Tommy dan Tuppence ini. Saatnya berburu keempat buku dalam seri (iya, aku belum punya yang Partner in Crimes, kemarin statusnya pinjam, hahah).
Atau mungkin ada yang mau memberiku gratis? :p #bukankode
The Secret Adversary
Judul terjemahan: Musuh dalam Selimut
Penulis: Agatha Christie
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 1984 (edisi cetakan 2002)
Tebal: 336 halaman
Seri: Tommy and Tuppence #1
Genre: Misteri - Suspense - Romance
Stew score: Almost -Yummy!
Target: Young - Adult (16 tahun ke atas!)
Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::
0 comments:
Posting Komentar