Kalimat pertama Dua Saudara
Di timur Klub Tolly, setelah jalan Deshapran Sashmal bercabang dua, ada sebuah masjid kecil.
Sececap Dua Saudara
Subhash merupakan sosok seorang anak India dambaan orangtuanya: dia sopan, dia taat pada orangtua, dia tahu mesti mendahulukan keluarganya, dan yang terutama, dia taat pada adat-istiadatnya.
Berbanding terbalik dengan Udayan. Adik Subhash itu suka sekali menghilang. Butuh usaha kerasa dan teriakan tiada putusnya dari sang ibu untuk membuatnya pulang dan makan.
Tapi meski begitu dua saudara itu sangat akrab. Hingga kondisi tanah air mereka memengaruhi cara mereka berpikir. Subhash mengikuti cara berpikir ayahnya: tidak ikut campur pergolakan, yang penting keluarga selamat. Udayan lebih idealis. Bahkan dia ikut kelompok tertentu demi mewujudkan negara impiannya.
Tak tahan dengan kondisi negerinya, hukum keimigrasian yang mudah, juga "tekanan" Udayan, Subhash hijrah ke Amerika. Melanjutkan pendidikan. Dia sempat mengajak adiknya ikut serta, kedua bersaudara ini terkenal memiliki otak yang cemerlang. Tapi Udayan menolaknya. India adalah negerinya, bagaimana mungkin Subhash justru ingin pergi keluar di kala kondisi tanah air sedang bergejolak?
Tapi pada akhirnya, Subhash tetap berangkat. Komunikasi mereka...
Hnn, bisa-bisa aku menceritakan seluruh kisah di novel pendek ini :))
Kira-kira bagaimana kelanjutan kisah dua bersaudara tersebut? Apakah Udayan membenci kakaknya dan memutuskan komunikasi dengannya?
Citarasa Dua Saudara
Di antara keempat buku seri sastra terjemahan yang diterbitkan BukuKatta, yang dijual dalam bundle dengan harga yang sangat terjangkau (kurang dari 50rb!), buku ini yang paling keren, menurutku. Mungkin karena yang paling mudah dipahami dan tanpa mencoba berfilosofis atau menyampaikan pesan yang saking tersembunyinya jadi agak susah ditemukan kecuali membacanya berulang atau merenungkannya.
Dan juga, diantara empat buku tersebut, buku ini yang punya desain sampul paling menawan. Daun-daun dan bernuansa oranye, my fave colour.
Dua Saudara mengambil setting saat India masih memperjuangkan kemerdakaannya: Gandhi berjuang dengan cara damainya yang terkenal, dan datang pengaruh China, dan saat Bangladesh menyatakan diri sebagai negara mandiri.
Bagi yang belum batja The Road, atau membaca buku dengan cara penulisan yang unik, mungkin akan sedikit tercengang dengan gaya penulisan di Dua Saudara ini. Kalimat langsungnya tidak diikuti dengan tanda petik. Bagiku ini bukan masalah besar.
Gaya penulisan dan pilihan kata penulisnya sederhana, tapi bikin nagih. Dan ya, kalian bisa menebaknya, diantara keempat buku sastra terjemahan BukuKatta, Dua Saudara yang paling cepat aku lahap.
Yang jadi masalah dari buku sastra adalah endingnya selalu menggantung. Dan Dua Saudara bukan pengecualian. Endingnya... Bikin pengen gigit bantal!
Oh ya, ketika aku memasukkan buku ini dalam shelf currently-reading aku menemukan buku ini berjudul The Lowland. Aku cukup terkejut. Di data buku, yang tercetak di dalam buku terbitan BukuKatta, katanya cerpen ini dipublikasikan di media massa The New Yorker dengan judul Brotherly Love. Masalahnya tidak ada yang salah. Brotherly Love ada, datanya bahkan ada di Goodreads, tapi The Lowland dari batja kilasannya di Goodreads, ceritanya ya soal dua bersaudara ini: Subhash dan Udayan.
Secara keseluruhan, Dua Saudara buku yang keren! Kisahnya oke, setting waktu dan tempat oke, karakterisasi lumayan, gaya penulisan dan penceritaan oke banget. Very recommended-lah.
Dua Saudara
Judul asli: Brotherly Love / The Lowland
Penulis: Jhumpa Lahiri
Penerbit: BukuKatta
Tahun terbit: 2014
Tebal: 68 halaman
Genre: Fiksi Sejarah - Realistic Fiction - Cerita Pendek - Indian Literature
Stew score: Yummy (4 od 5 stars)
Target: Adult (17 tahun ke atas)
Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::
0 comments:
Posting Komentar