A Walk To Remember by Nicholas Sparks

A Walk To Remember

Penulis: Nicholas Sparks
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tebal: 256 halaman
Judul terjemahan: Kan Kukenang Selalu
Genre: Romance - Realistic Fiction
Stew score: Sweet!
Target: Teen (12 tahun ke atas)

Sececap A Walk To Remember

Landon Carter tak pernah menyangka akan jatuh cinta pada Jamie Sullivan, cewek anak pendeta yang almost-perfect atau nyaris sempurna: baik hati, tak sombong, taat pada orangtua, batjaan favoritnya adalah kitab suci, tapi punya selera rendah dalam hal berpakaian dan berdandan.

Padahal Jamie adalah salah satu cewek yang sejak lama selalu dihindarinya. Dia cupu, kudet, omongannya sudah kayak orang bau tanah, pokoknya bukan tipe Landon banget deh!


Hingga, suatu hari, ketika ada pesta Homecoming, dan Landon tak mau datang sendirian (karena hal itu sangat memalukan!), terpaksa dia mengajak Jamie ke pesta itu. Perlu diketahui, Jamie mungkin populer, tapi dengan kebiasaannya yang suka berceramah panjang lebar mengutip kalimat-kalimat kitab suci, cowok-cowok lebih suka menghindarinya.

Dari situlah semua berawal. Namun, saat Landon sadar dia mencintai Jamie, mau tak mau dia mesti rela melepaskan gadis yang dicintainya itu pergi meninggalkannya.

Mungkin Landon menyesal tak mengenal Jamie lebih cepat, tapi dia akan mengenang selalu saat-saat manis dan pahit ketika dia masih 17 tahun itu di hatinya.

Citarasa A Walk To Remember

Karya pertama Om Nick Sparks yang aku batja!

Sebenarnya, jujur ya, kisah A Walk to Remember ini biasa saja dan cenderung membosankan. Klise. Mungkin karena kisah kayak A Walk to Remember ini sudah sangat sering dibikin dalam FTV, film romantis, novel-novel romansa (biasanya yang teenlit), makanya bagiku tak terlalu spesial. Tapi, entah bagaimana bisa... Ngena banget di hati. Mungkin karena penulisnya begitu piawai membangun suasana yang mengaduk-aduk emosi. Penulis juga berhasil mencuri perhatian lewat satu karakternya yang nyaris sempurna: Jamie.

Karakter yang paling memorable. Ada nggak ya karakter yang kayak Jamie gitu? Taat pada agamanya itu lho, uhh, bikin gemes dan gregetan! >.< *dalam artian yang positif Selain karakter Jamie, ada satu lagi yang bikin gemas: ending. Endingnya terasa sangat abu-abu! Setelah pembatja disuguhi kisah percintaan yang bahkan aman untuk dinikmati oleh anak-anak SMP, pembatja "disuruh" menafsirkan sendiri bagaimana kisah itu berakhir. Apakah happy ending, ataukah sad ending? Silakan membatja A Walk to Remember untuk menemukan jawabannya ;)

Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::
|

3 comments:

  1. Dibandingkan film adaptasinya suka yang mana Jun ? Aq lumayan suka karya Mr. Sparks yang lama-lama, tapi kalo mau yang lebih bagus coba James Patterson : Suzanne's Diary For Nicholas

    BalasHapus
  2. Saya belum lihat film adaptasinya, kak. Jadi belum bisa membandingkan.

    James Patterson nulis romance in realistic? :O Aku kira cuman nulis fantasi dan fiksi ilmiah saja, heheh.

    BalasHapus
  3. Aku nangis2 nonton filmnya ;p tapi belom baca bukunya sih, jadi gak bisa bandingin bagusan yang mana...

    BalasHapus

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!