Across The Universe
Penulis: Beth Revis
Penerbit: Razorbill
Tebal: 580 halaman
Seri: Across The Universe #1
Genre: Science fiction - dystopia - romance - misteri - thriller
Stew score: Yummy!
Target: Adult (17 tahun ke atas)
Sececap Across The Universe
Amy hanyalah remaja putri biasa-biasa saja—lupakan sebentar mengenai tiap manusia itu unik dan punya bakat yang membuatnya luar biasa. Tapi dia masuk dalam jajaran orang-orang yang dibekukan dalam misi rahasia menuju planet baru (Centauri-Earth).
Kenapa orang yang tak punya bakat (yang dibutuhkan dalam misi) seperti dirinya bisa masuk dalam daftar?
Berkat orangtuanya. Ayah Amy seorang yang penting dalam militer. Sementara ibunya adalah ilmuwan. Ibunya ingin Amy ikut.
Namun, seseorang mencairkannya di tengah perjalanan. Dia dibangunkan lebih awal puluhan tahun! (Para ahli di Bumi mengalkulasi dia dan semua orang yang ada di pesawat yang mega besar akan mendarat sekitar 3,1 abad.)
Tentu saja Amy marah. Tentu saja dia sedih. Dia juga sedikit menyesal kenapa mau ikut misi itu. Padahal sebelum pembekuan, ayahnya sudah memberinya kesempatan untuk mundur, tak ikut misi yang tak pasti itu, dan tetap tinggal di bumi. Bersama paman dan bibinya. Bersama Jason, cowok yang dicintainya.
Pada awalnya, Amy mengira dirinya bisa beradaptasi. Meski Eldest, semacam pimpinan di pesawat itu (Amy tidak ingat soal itu), membenci kemunculannya yang tiba-tiba. Pria tua itu yakin, Amy akan menyebabkan kehancuran. Tapi kondisi di Godspeed jauh dari perkiraannya. Jauh lebih liar dari yang dibayangkannya.
Orang-orang tak ubahnya seperti boneka atau robot. Kelakuan mereka nyaris sama seperti hewan. Tak punya ekspresi. Hanya melakukan pekerjaan yang menjadi kewajibannya.
Orang-orang yang normal, setidaknya ukuran normal untuk standar rata-rata bumi, malah dianggap abnormal dan mesti menjalani perawatan khusus di rumah sakit.
Amy menjadi anomali. Sebab dia adalah satu-satunya orang kulit putih (orang-orang yang dibekukan tak dihitung) dan berambut merah. Semua orang di sekelilingnya berkulit cokelat (bukan orang kulit hitam, hispanik, maupun Asia). Orang-orang sempat hendak membunuhnya!
Plus ditambah lagi, Eldest mengumumkan bahwa Amy adalah produk eksperimen gagal (makanya warna kulit dan rambutnya berbeda), terbelakang dan mengalami delusional, perkataannya soal kehidupan di bumi (Sol-Earth) hanyalah fiktif belaka, sehingga dia dibenci oleh hampir semua orang; kecuali beberapa orang. Salah satunya adalah Elder (salah satu tokoh utama, sama seperti Amy). Bocah calon pengganti Eldest.
Seolah belum cukup. Amy dilanda kecemasan akan keselamatan kedua orangtuanya. Sebab oknum yang tak bertanggungjawab mencairkan orang-orang yang dibekukan satu-persatu tidak sesuai dengan prosuder yang benar (sama seperti Amy) yang mengakibatkan kematian pada mereka!
Siapakah yang mencairkan Amy? Apakah dia orang yang sama dengan yang ingin menghabisi satu-persatu orang dari bumi yang dibekukan? Apa alasan yang mendasarinya?
Dan kenapa di Godspeed orang-orangnya monoetnik? Apa sebenarnya yang terjadi di dalam pesawat superbesar itu?
Citarasa Across The Universe
Cukup mengejutkan buku ini melebihi ekspektasiku. Apalagi di awal-awal, pace-nya lambat sekali dan sempat membuatku malas melanjutkan.
Pada awalnya, aku sempat meragukan Across The Universe ini sebagai novel dystopia. Dengan setting lokasi yang terbatas, tentunya penindasan sulit dilakukan. Apalagi sumber daya manusianya (yang terbatas) harus benar-benar dimanfaatkan semaksimal mungkin karena bila satu orang tak mau bekerja sama, tak ada tenaga yang menggantikannya. Tapi penulis dengan piawainya menghadirkan "pengendali" yang oke sehingga pemimpin bisa mengontrol mereka. Tak cukup mengejutkan salah satu "pengendali" itu adalah harapan.
Seharusnya buku ini berlabel Young - Adult, tapi aku menaikkannya karena ada Season.
Aku mengira Season itu seperti pergantian musim. Tapi ternyata Season adalah (mungkin satu-satunya) waktu di mana penghuni Godspeed bebas melakukan hubungan badan (dengan tujuan perkembangbiakan).
Bebas di sini bebas sebebas-bebasnya. Bebas melakukannya dengan siapa saja. Bebas melakukannya di mana saja (kecuali di lantai yang dilarang dimasuki oleh umum, tentu saja).
Dibilang eksplisit, cukup eksplisit. Dibilang penting, adegan ini cukup penting. Setidaknya untuk mengenalkan tokoh-tokoh pembantu yang krusial. Juga secara tersirat membuat perbandingan antara manusia dan hewan dan beberapa hal lainnya.
Bab-bab awal mungkin membosankan, tapi memberi gambaran kehidupan Amy sebelumnya di bumi dan Godspeed dari mata Elder. Mereka berbagi POV omong-omong. Bab-bab tengah hingga klimaks, merupakan bagian yang terbaik. Menyuguhkan drama pembunuhan yang tak kuduga sebelumnya (aku membaca Across The Universe ini tanpa membaca blurbnya sebelumnya) dan banyak misteri lainnya yang menyebabkan sistem di Godspeed menjadi dystopia dan bukan kerja tim yang oke guna mencapai Centauri-Earth. Sementara bab-bab akhir, aku bukan tidak menyukainya, tapi penulis mengambil langkah yang cukup beresiko dengan menunjukkan sisi lain dari Elder yang lugu dan penuh tanya. Membuatnya lebih manusiawi, lebih nyata, seperti remaja yang mana sedang mengalami pubertas.
Hal yang jarang dilakukan penulis-penulis YA.
Bagaimana dengan romansanya? Chemistry antara Amy dan Elder terbangun dengan baik dan alami. Tapi penulis dengan baik sekali tidak membuat mereka langsung pacaran dengan memasukkan Jason, cowok dari masa lalu Amy.
Omong-omong soal Jason. Aku sangat tidak menyetujui langkah penulis yang (terasa seolah) mengubah (kenangan) Jason seperti pihak ketiga di FTV-FTV Indonesia.
Overall, kendati semua misterinya mudah sekali ditebak, kendati idenya nggak baru-baru amat, Beth Revis berhasil memberikan hiburan yang tak hanya hiburan lewat karyanya Across The Universe ini. Dia memasukkan banyak hal, termasuk kesemerawutan yang terjadi di dunia ini dengan sangat amat ringan. Hanya saja, mungkin beberapa orang tidak akan suka dengan Season-nya. Dan akan langsung ilfeel pada tokoh utama prianya saat tahu motivasinya dalam melakukan beberapa hal.
Season-nya ini juga cukup membuatku khawatir Across The Universe ini mengalami penyensoran: kabarnya buku ini akan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Taste-nya akan terasa kurang bila hal itu dilakukan.
Buku bagus kayak gini... Sungguh disayangkan kalau hal itu dilakukan.
Btw, covernya keren yak?
Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::
0 comments:
Posting Komentar