Kalimat pertama PS: I Love You
Holly menempelkan sweter katun biru itu ke wajah dan aroma yang sudah sangat dia kenal langsung menyerbu indra penciumannya, membuatnya tersentak.
Sececap P.S: I Love You
Pembaca Yang Budiman—dan rajin menabung.
Suami Holly, Gerry, belum lama ini meninggal dunia karena kanker. Sebelum penyakitnya mengganas, mereka adalah pasangan yang sangat bahagia. Gerry mungkin bukan pasangan yang sempurna, dia paling malas diminta turun dari ranjang yang hangat untuk mematikan lampu, yang berakibat Holly yang mesti mematikannya dengan bonus tulang keringnya terantuk kaki ranjang.
Semenjak Gerry tiada, Holly merasa telah kehilangan semuanya. Kehilangan sahabat, kekasih, batu pijakan, dan hidupnya terasa hampa. Namun, sebelum Gerry menghembuskan napas terakhir, dia telah membuat rencana. Rencana sederhana yang tak akan membiarkan Holly merasa sendiri. Dia meninggalkan beberapa surat untuk dibuka Holly setiap bulan.
Seiring berjalannya waktu, dan surat Gerry satu demi satu dibuka, Holly menjadi semakin tabah. Berbagi tangis dan tawa bersama sahabat dan keluarganya, serta belajar menjalani hidup... Tanpa Gerry, tanpa seseorang yang dicintainya, berada di sampingnya.
Ingatlah semua kenangan manis kita, tapi jangan takut menciptakan kenangan-kenangan baru.
Begitulah kata Gerry di surat pertamanya. Sebuah kalimat yang kemudian mendorong Holly keluar dari ruang berkabungnya dan kembali ke peradaban. Tapi bukan berarti perubahan itu berlangsung tiba-tiba. Ada proses, dan kadang di saat-saat tertentu, Holly kembali merasa down dan ingin pergi ke tempat Gerry berada.
Tiap surat menghadirkan sosok Gerry. Setidaknya bagi Holly, tiap kali dia membuka suratnya seolah-olah Gerry ada di sekitarnya, melihatnya, mengawasinya. Dan Holly pun mengakui, kekuatannya untuk turun dari ranjang adalah karena "desakan" Gerry melalui surat-suratnya. Ketika surat itu habis, mungkinkah Holly dapat meneruskan hidupnya? Ataukah dia kembali meringkuk di lubang depresinya?
Temukan jawabannya hanya dengan membaca buku karya Cecelia Ahern ini.
F. Juni Ismarianto
P.S: I Love You my dearest Ah... *tinta mendadak habis #eh
Citarasa P.S: I Love You
Aku belum nonton adaptasi filmnya yang, kata orang, keren bengot dan bikin nangis sesenggukan. Jadi, pas batja ini aku tak ada membandingkan dengan versi adaptasi, dan tak ada bayangan bakal kayak apa kisahnya.
Dan ternyata, ceritanya lumayan. Interaksi antar tokohnya juga begitu alami dan tanpa dibuat-buat. Tokoh-tokohnya cukup oke, tapi hanya dua tokoh yang menurutku karakternya kuat: Holly (si tokoh utama, tentu saja), yang cukup introvert, dan Richard, kakak tertua Holly.
Tapi sejak dikenalkan, karakter Richard ini memang susah dilupakan, hahah. Dia itu... Serba teratur dan sangat menjunjung tinggi kesempurnaan.
Ada satu karakter biasa saja yang namanya aku suka: Declan. Dia adik bungsu Holly. Ini pertama kalinya aku membaca nama orang dengan nama itu. Dan bagiku namanya cukup unik. Cukup unik hingga nanti kalau aku bikin cerita (atau punya anak—olala, sampai sejauh itu xD ) mungkin aku akan menggunakan nama itu, hahah.
Oke, oke, fokus ke ceritanya x)))
Seperti yang aku bilang, ceritanya lumayan. Agak sedikit kayak FTV, karena perputaran nasib Holly begitu... Wow. Tapi karena karakter Holly punya banyak sekali kekurangan jadinya, menurutku, mengimbangi.
Pas batja halaman-halaman awal, aku agak cemas ceritanya bakal penuh kegalauan. Tapi ternyata, kisahnya cukup banyak humornya. Masih sedikit chicklit yang aku batja, dan apa mungkin gabungan cerita kehidupan orang dewasa dan komedi merupakan ciri khas dari chicklit? Kalau iya, aku rasa aku butuh membaca banyak chicklit mengingat stok humornya cukup banyak, hahah.
Coba ada novel fantasi yang humornya sebanyak humor di Bartimaeus Installments #malahcurcol
Endingnya, meski tidak memberiku kejutan, sama sekali tidak bisa ditebak. Sepanjang membaca P.S: I Love You aku tidak punya bayangan bagaimana kisah ini akan diakhiri. Apakah Holly akan bersama dengan Daniel, cowok kece pemilik pub tempat band Declan sempat manggung? Ataukah dia sudah bisa move on dari Gerry tapi bersumpah tidak akan menikah karena Gerry tak akan pernah tergantikan?
Secara keseluruhan, P.S: I Love You bacaan yang lumayan untuk mengawali 2015 yang baru saja menduduki singgasananya. Bacaan yang cocok sekali bagi mereka yang ingin mencoba dan/atau butuh dorongan untuk move on dari seseorang. Jangan cemas, buku ini tidak datang dengan "ceramah" panjang lebar kok. Dan Holly pun juga butuh berkali-kali jatuh bangun, butuh melewati banyak sekali "down" meski telah atau baru mendapat semangat, untuk benar-benar bisa terus bertahan hidup, untuk bisa terus melanjutkan hidup tanpa Gerry, seseorang yang sangat dicintainya. Endingnya tak mudah ditebak, tapi agak terkesan bak FTV. Tapi tak apa, toh kehidupan di dunia nyata juga kadang (terkesan) lebih fiksi dari kisah di dalam novel.
Hnn, jadi pengen nonton adaptasi filmnya. Karakter di P.S. I Love You sangat banyak dan punya karakter yang unik-unik (meski di antaranya banyak yang jarang muncul). Aku penasaran, kira-kira karakter mana saja yang dihilangkan?
P.S: I Love You
Penulis: Cecelia Ahern
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 2007 (cetakan kedua)
Tebal: 632 halaman
Genre: Chicklit - Romance - Interpersonal Fiction - Realistic Fiction
Stew score: Sweet (3 of 5 stars)
Target: Young-adult (16 tahun ke atas)
Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::
kira-kira karakter mana saja yang dihilangkan?
BalasHapuskasih tau ga yaa? XD coba nonton dhe, Jun, mumpung versi bukunya juga masih segar dalam ingatan :))
Hahah, iya nanti coba nyari filmnya :)))
Hapus