Kalimat pertama The Curios Case of Benjamin Button
Pada waktu tahun 1860, seorang bayi dilahirkan di rumah merupakan hal yang tepat.
Sececap The Curios Case of Benjamin Button
Benjamin mengalami hal aneh saat kelahirannya, dan keanehan itu terus menguntitnya selama tumbuh kembangnya. Apa yang membuatnya aneh? Tidak seperti kebanyakan manusia, dia terlahir ke dunia dalam bentuk pria tua. Iya, kalian tidak salah batja, dia terlahir dari rahim ibunya sebagai pria tua.
Kulit penuh kerutan, rambut beruban, pokoknya dia benar-benar tampak sangat tua. Dan karena terlahir tua, tak seperti bayi lainnya, dia langsung bisa bicara!
Pertumbuhannya juga aneh. Bila bayi pada umumnya tumbuh tua, Benjamin tumbuh muda. Bertambahnya usia sama dengan dia tambah semakin muda. Bukan awet muda, tapi dia... jadi anak-anak! Dia mengalami pertumbuhan mundur!
Dari orangtua menjadi anak-anak. Sungguh absurd.
Salah satu masterpiece Mr. Fitzgerald ini dilengkapi tiga bonus cerita. Dan inilah ketiganya:
Jemima, merupakan cerpen tentang orang-orang gunung.
Tuan Icky, ditulis seperti naskah drama teater, berkisah soal Tuan Icky bersama anak-anaknya. Salah satu anaknya, Ulsa, seorang gadis hendak dilamar seseorang.
Porselin dan Merah Muda, sama seperti Tuan Icky karya ini ditulis bak naskah drama, bercerita soal dua bersaudari yang mempertengkarkan banyak hal.
Citarasa The Curios Case of Benjamin Button
Karena aku tak menyangka ini kumpulan cerpen, maka akan aku bahas satu-satu. Dimulai dari judul paling belakang.
Porselin dan Merah Muda
Aku tidak pernah membatja karya yang murni naskah drama atau theater (iya, theater, bahkan tepuk tangan penonton dan perubahan setting pencahayaan pun ditulis), jadi dua cerpen di sini memberiku wawasan baru dan membuatku ingin mencoba menulis dengan gaya menulis satu ini.
Di antara ketiga bonus cerita, aku paling suka yang ini. Mungkin karena bantahan-bantahan kedua bersaudari ini lebih mudah buat dicerna dibanding dua cerpen lainnya.
Tuan Icky, kisahnya sedikit aneh, tapi semakin ke belakang semakin bisa dipahami. Tuan Icky ini sudah tua dan telah punya anak. Salah satunya adalah Ulsa, dia hendak dilamar oleh seorang pria bernama Devine. Sebagai seorang ayah, tentu Tuan (atau, menurutku lebih pas disebut Pak) Icky menanyai Devine macam-macam.
Sebenarnya kisah ini lumayan, tapi endingnya agak keluar jalur kalau menurutku. Tapi hal itu bukan masalah besar, aku paham kenapa hal itu dimasukkan dalam cerita. Kisah ini dibikin untuk menyindir sekaligus memperlihatkan kenyataan yang sering ada di hadapan mata kita. Yang membuatku penasaran adalah percakapan Ulsa dan Devine, apa maksud dari Jack dan Frank?!
Jemima ditulis biasa saja. Berkisah soal manusia-manusia yang tinggal di gunung. Suatu hari ada orang luar yang datang dan tampaknya jatuh cinta pada seorang gadis gunung bernama Jemima. Suatu hari terjadi perang antar dua keluarga.
Cerita Jemima ini sangat singkat. Paling singkat dibanding yang lain. Cerita singkat mengenai cinta.
Saatnya masuk ke The Curious Case of Benjamin Button.
Aku merasa judul kisah ini akan jadi lebih unik bila diterjemahkan seperti ini: Kisah Benjamin Button yang Bikin Penasaran. Ala-ala The Incident of the Dog in the Night-Time karya Mark Haddon.
Kisahnya sendiri idenya sangat sederhana, dan absurd, dan terasa mustahil. Bayi yang bisa bicara itu cerita "biasa", tapi seorang bayi terlahir sebagai orangtua? Itu sedikit tak biasa. Belum lagi pertumbuhannya yang bergerak mundur. Ketika berusia 60 tahun, fisiknya Benjamin tampak seperti anak-anak, kebalikan dari ketika umurnya yang sehari dia tampak bak seorang tua renta.
Tapi meski begitu, meski semua orang di kisah ini merasa maklum dan oknum pemerintah tak ada satupun yang berminat menjadikan Ben bahan penelitian, The Curious Case of Benjamin Button tampaknya dibikin bukan sebagai karya fantasi, tapi lebih pada kenyataan (dan sindiran) yang terjadi pada kehidupan: terkadang anak-anak tampak jauh lebih dewasa dari usianya, terkadang orang tua bertingkah bak anak kecil—yang juga butuh pengasuh, hubungan orangtua anak.
Secara keseluruhan, The Curios Case of Benjamin Button (dan tiga bonus ceritanya) kisah yang nyaris lumayan. Tidak ada yang istimewa dengan kritikannya, karena aku sudah sering melahap kritikan yang sama. Di antara semua tentu yang paling unik kisah yang dijadikan judul. Absurd tapi entah kenapa masih bisa diterima. Walau akan jauh lebih oke lagi bila orang pintar seperti dokter, tokoh figuran dalam cerita, dibikin penasaran alih-alih merasa terhina oleh kasus yang menimpa Benjamin.
Satu lagi, menurutku, kisah Benjamin ini bisa berdiri sendiri tanpa tiga bonus cerita.
Oh dan satu lagi (ternyata masih ada tambahan XD ), sampul bukunya tidak mencerminkan kisah Benjamin Button. Tampaknya, karena aku belum menontonnya tapi sudah membaca sedikit ulasan tentang film, gambar di sampul terinspirasi dari adaptasi filmnya.
The Curios Case of Benjamin Button
Kisah Aneh Benjamin Button
Penulis: F. Scott Fitzgerald
Penerbit: BukuKatta
Tahun terbit: 2014
Tebal: 96 halaman
Genre: Antologi - Fiksi Absurd - Fiksi Realis
Stew score: Almost - Sweet (2,5 of 5 bintang)
Target: Adult (17 tahun ke atas)
Wah, baca review ini mengingatkan saya pada review yang belum saya tulis untuk buku ini. Padahal bukunya sudah saya baca sejak Desember 2014 :)
BalasHapusTampaknya, kisah Curious of Benjamin Button ini tidak dieksplorasi untuk menjelaskan ketidakalamiahan yang terjadi pada Ben. Tapi bagaimanapun juga, saya sangat salut dengan imajinasi liar Fitzgerald, dan menjadikan karya klasik ini diadaptasi dalam banyak film dalam beberapa tahun terakhir--meski dalam banyak upaya modifikasi. Salah satu yang saya sukai itu film bollywood berjudul "Paa", yang dibintangi aktor kawakan ayah & anak: Amitabh Bhachan dan Abisheck Bhachan ^_^
Wah, belum nonton semua filmnya >.<
HapusMungkin bukan kapasitas Om Scotty buat ngejelasin ketidakalamiahan Ben. Atau, terkadang biarlah yang ajaib tetaplah ajaib dan menjadi misteri, heheh.