Adegan ke-22, dari sebuah buku, yang ingin kubagikan pada dunia.
"How did you know it was me?" I have to ask.
"The way you looked at me," she says. "It couldn't have been anyone else."
Every Day by David Levithan, page 175
Entah kenapa aku enggak habis-habisnya membahas buku yang satu ini. Buku ini... Tak ada kata lain yang bisa aku pikirkan selain keren pakai dewa!
Adegan di atas jelas merupakan perbincangan antara A dan Rhiannon. Seperti yang kita tahu, A hanyalah, katakanlah, sebuah spirit yang setiap harinya meminjam tubuh dan kehidupan orang. Dia tak pernah bisa tinggal di dalam satu tubuh untuk selamanya sebab... Seperti itulah dia tercipta. Sayangnya, di antara ribuan hari dia berpindah-pindah tubuh dan kehidupan, dia jatuh cinta pada seorang gadis bernama Rhiannon. Dan Rhiannon, ketika diberitahu bahwa A tak bisa tinggal di dalam satu tubuh sebab tubuh itu bukan miliknya, berusaha memahaminya. Dan mulai terbiasa dengan fakta hidup A.
Adegan di atas menunjukkan, meski A berganti-ganti tubuh, entah saat itu dia cowok atau cewek, gemuk atau kurus, tinggi atau pendek, sesuatu yang dirasakannya pada Rhiannon tak berubah. Matanya yang selaku jendela hatinya memancarkan apa yang berada di hatinya. Dan Rhiannon... Mustahil bila dia tak bisa melihatnya.
Aku tak bisa berkomentar lebih panjang lagi. Hanya, aku... Ingin seperti Rhiannon. Dicintai dengan segenap jiwa. Bukan "dicintai" demi status palsu, demi tidak dikira jones #malah-jadi-curcol XD
Punya adegan favorit juga? Berikut tata cara ikutan meme ini::
Ah, so sweet...
BalasHapusWah, cinta A pasti sangat besar sampai Rhiannon bisa mengenalinya di tubuh manapun dia berada. So sweeet ('▽'ʃƪ) ♥
BalasHapusSiapa yang tidak ingin dicintai seperti cara A mencintai Rhiannon? :')
BalasHapus