A World Without Heroes by Brandon Mull

A World Without Heroes

Penulis: Brandon Mull
Penerbit: Aladdin
Tahun terbit: 2011
Tebal: 464 halaman
Seri: Beyonders #1
Genre: Fantasi - Adventure - Suspense
Stew score: Almost - Yummy!
Target: Middle Grade (11 tahun ke atas!)

Kalimat pertama A World Without Heroes
The Prince dangled in the darkness, shoulders aching, ancient manacles digging into his wrists as he tried to sleep.

Sececap A World Without Heroes

Bagaimana bila dirimu tersasar di dunia di mana orang-orangnya berhenti bersikap seperti pahlawan? Maksudnya, berhenti bersikap menolong dan membiarkan orang lain menuju kematiannya.

Kalau boleh ngomong soal beberapa fakta di dunia nyata... Well, tapi karena ini sedang membahas buku, jadi anggap saja menyeramkan dan kalian tak mau berada di dalamnya xP

Tapi itulah yang dialami Jason.

Suatu hari, saat di kebun binatang, tiba-tiba indera pendengaran Jason mendengar dendangan musik yang syahdu (?) Penasaran, dia pun mencari sumber suara tersebut. Betapa terkesimanya dia saat mengetahui bahwa musik itu berasal dari... Mulut seekor kudanil!


Tanpa aba-aba, tanpa ba-bi-bu, juga tanpa sempat mengucapkan kata cinta pada gebetan, Jason diterkam oleh kudanil tersebut dan Jason pun... Nyasar ke negeri antah-berantah.

Lah, kok?

Iya, jadi mulut kudanil itu portal menuju dunia atau dimensi lain. Yoi, memang jarang banget ada portal sekonyol mulut seekor kudanil xD

Saat pertama kali dia sampai di negeri antah-berantah tersebut, omong-omong daratan itu (atau dunia itu) oleh penduduk aslinya disebut Lyrian, dia melihat sekelompok pemusik yang hendak menuju kematian mereka dengan disaksikan orang banyak. Beberapa orang yang melihat tampak sedih tapi mereka tidak mau berbuat sesuatu untuk mencegah mereka yang hendak bunuh diri. Atau bisa juga disebut, bagi mereka yang percaya, pengorbanan guna memanggil pahlawan ke negeri Lyrian.

Dari sini kalian bisa menebak. Ya, Jason dipanggil ke Lyrian untuk menyelamatkan Lyrianers.

Namun, yang jadi masalah (yang sekali lagi bisa ditebak), Jason pengen balik ke tempatnya berasal. Ke dimensi yang sama dengan kita, yang mana oleh Lyrianers disebut Beyond (sekarang kalian tahu kenapa serinya diberi judul Beyonders).

Ketika proses pencarian jalan pulang itu, secara tak sengaja (atau atas tuntunan "tangan takdir") Jason membuka buku yang membuatnya menjadi musuh seseorang yang paling ditakuti seluruh Lyrian: Maldor!!

Gara-gara buku itu Jason mesti berburu sebuah kata sihir yang bisa memusnahkan Maldor untuk selama-lamanya.

Atas saran teman barunya, Jason akhirnya terpaksa mencoba mengumpulkan suku-suku kata Kata Sihir tersebut, dengan harapan setelah berhasil dia bisa balik ke Beyond.

Tapi memang dia tak punya pilihan lain. Mencoba (mencari Kata dan mungkin) mati atau menunggu kematian datang menghampiri.

Untungnya Jason tidak sendirian. Ada Beyonders lain. Cewek bernama Rachel. Bersama-sama mereka kemudian berburu suku kata yang ketika digabung menjadi kata sakti yang bisa membuat mereka menjadi pahlawan dan narkoba (baca: heroine) Lyrian!

Tapi tentu saja misi mengumpulkan suku kata-suku kata itu tidak mudah. Banyak rintangan yang menghadang. Sanggupkah mereka mengumpulkan kesemua suku kata? Adakah kemungkinan bagi mereka untuk kembali ke Beyond?

Citarasa A World Without Heroes

Keinginanku membaca serial ini datang saat event grup Penggemar Novel Fantasi Indonesia yang digagas oleh seorang anggotanya. Karya peserta yang mengikuti event tersebut sangat bikin aku penasaran dengan karya bikinan Brandon Mull ini.

A World Without Heroes boleh dibilang diawali dengan adegan yang anti-biasa (dalam artian baik). Terutama adegan Jason dicomot kudanil. Itu. Benar-benar. Err. Tak. Mudah. Dilupakan! Amat sangat lucu XDD

Sepanjang membaca A World Without Heroes, keberuntungan dan keberhasilan Jason, Rachel dan teman-teman mereka (yang mereka temui di jalan) sedikit membuatku bosan. Oke, aku tahu ini novel anak-anak, tapi masa sih semudah itu? Mana yang melakukan masih terbilang bau kunyit (kencur udah mainstream XD ). Sementara banyak orang dewasa yang mencoba dan gagal atau berhenti di tengah jalan.

Batinku bilang, Ah, namanya juga novel anak-anak. Toh tema utamanya juga simple. Ini musuhnya, ini pahlawannya, ini cara mengalahkan musuhnya, lakukan dan semua senang.

Tapi ternyata... Endingnya menjelaskan segalanya. Ending terbaik kedua diantara dua sekuelnya, kalau boleh kutambahkan (oh ya, aku sudah kelar membaca semua buku dalam seri ini. Tunggu review keduanya keluar ya).

Bagiku, konsep dunia Lyrian sih biasa-biasa saja ya. Yang membuat luar biasa adalah makhluk-makhluknya. Tapi di novel ini baru muncul dua jenis makhluk unik saja: displacer dan seedman. Ada sih mangler dan kepiting raksasa, tapi bagiku mereka tidak unik sama sekali. Displacer ini manusia yang bisa memencar-memencarkan anggota tubuhnya. Ide ini bukan ide baru memang, tapi tetap saja oke. Apalagi karakter favoritku dari A World without Heroes, hingga buku ketiga, adalah seorang displacer bernama Ferrin. Kalau seedman, mereka adalah manusia abadi. Tapi abadinya dengan syarat biji yang tumbuh di sekitar belakang kepala mereka tidak rusak dan ditanam di tanah dan mendapat cukup sinar matahari—kurang lebih ya sama dengan biji tanaman pada umumnya.

Overall, meski humor A World without Heroes tak sebanyak Unfortunate Events-nya Lemony Snicket, beberapa bahkan terkesan sengaja ditulis hanya untuk menghadirkan tawa tanpa memberi kontribusi pada kisah, tetap saja bagian kudanilnya itu (kalau diingat-ingat), agak miris sih tapi tetap saja, lucu! XD Twistnya oke. Start dan endingnya oke. Pace cerita cepat, pembaca tak disuguhi banyak detail perjalanan Jason dan Rachel. Cukup ketika mereka sampai di tempat tujuan. Hal itu cukup bagus untuk meminimalisir kebosanan (bagi mereka yang biasanya tak terlalu suka banyak detail dan hal-hal yang biasanya bersifat tambahan untuk memperkuat cerita saja). Oh ya, untuk ukuran buku middle grade, bahasa yang digunakan Brandon Mull bisa dibilang kurang familiar bagiku. Seperti untuk kata "go" atau "leave", Mr. Mull lebih suka menggunakan "stroll." Ini memang pertama kalinya aku membaca karya beliau dalam bahasa Inggris, tapi setelah terbiasa dengan gaya dan pilihan bahasanya, aku bisa mengembalikan kamus bahasa Inggrisku ke tempat biasanya dia tidur.

Direkomendasikan kepada: Pecinta kisah fantasi dan petualangan dan mereka yang suka kisah dengan ending yang tak terduga.

P.S.
Aku menemukan sebuah nama yang tidak ada di buku di bagian summary (aka blurb), Surroth. Tampaknya itu adalah nama sang Emperor sebelum namanya diganti dengan Maldor.

Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::
| | | read big

0 comments:

Posting Komentar

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!