Mini Shopaholic by Sophie Kinsella

Mini Shopaholic

Penulis: Sophie Kinsella
Penerbit: Bantam Press
Tahun terbit: 2010
Tebal: 392 halaman
Seri: Shopaholic #6
Genre: Realistic Fiction - Komedi - Romance
Stew score: Sweet!
Target: Adult!

Sececap Mini Shopaholic

Namanya Rebecca Brandon (née Bloomwood). Seorang wanita dewasa. Seorang yang bisa dengan mudah membedakan merk pakaian yang dikenakan seseorang. Seorang ibu dari gadis kecil berusia dua tahun bernama Minnie.

Apakah dengan memiliki anak, kebiasaan belanja-nya akan berkurang? Ya dan tidak. Ya, karena dia jadi tak terlalu sering belanja. Tidak, karena dia terus-terusan belanja sesuatu yang disebutnya dengan "kebutuhan Minnie." Kebutuhan yang mungkin baru dipakai Minnie saat dia berusia 21 tahun!


Omong-omong soal Minnie, kecuali Becky dan Jane (ibu Becky) dan, mungkin, Suze (sahabat Becky), banyak yang merasa bahwa Minnie itu anak yang, err, liar. Bahkan ayahnya sendiri, suami Becky, Luke Brandon, merasa butuh bantuan untuk mengembalikan Minnie ke "jalan yang benar." Dugaan itu bukan tanpa alasan. Pertama, Minnie itu... Suka mengklaim barang yang ada di toko (sebelum dibeli) atau milik orang lain sebagai barangnya. Kedua, Minnie telah masuk daftar hitam empat pusat perbelanjaan gara-gara ulahnya yang... Err, aktifnya keterlaluan.

Selain masalah Minnie, Inggris Raya sedang mengalami permasalahan ekonomi atau singkatnya krisis keuangan. Bank of England mengalami, emm, kejatuhan. Sehingga banyak orang yang menyimpan uangnya di sana, juga di bank lainnya karena biasanya masalah seperti ini sifatnya domino, mulai menarik uang mereka dari bank dan menyimpan uangnya di rumah.

Krisis tersebut membuat tren hemat pada sebagian penduduk Inggris.

Bagaimana dengan Becky? Apakah dia juga terseret tren hemat?

Jawabannya, lagi-lagi, ya dan tidak. Becky tidak berbelanja lagi. Baik untuk kebutuhannya dan Minnie. Setidaknya, err, tidak sebanyak yang dulu. Jadi bisa dibilang, ehm, dia hemat. Tapi masalahnya... Ah, apakah dia terlilit hutang lagi? Dia, yah, memang punya hutang, tapi tidak sampai dikejar-kejar seperti saat dia masih tinggal di flat yang sama dengan Suze (aka di Confession of a Shopaholic). Masalahnya adalah dia ingin mengadakan pesta ulang tahun kejutan besar-besaran untuk Luke.

Banyak yang ragu Becky bisa melakukannya. Mengadakan pesta kejutan itu, maksudku. Namun hal itu malah membuat Becky makin tertantang dan bersemangat mewujudkannya.

Tapi, tentu saja, mengadakan pesta besar-besaran tidak semudah membalikkan tangan alias sama sulitnya mendapatkan balasan cinta dari gebetan #eh Dengan kondisi ekonomi yang tidak stabil, ditambah dengan masalah yang membuatnya kekurangan uang, mampukah Becky menciptakan pesta ulang tahun yang meriah untuk Luke?

Citarasa Mini Shopaholic

Pada awalnya, mengingat judulnya, dan sub judulnya (like mother, like daughter...), aku sempat mengira bukunya ini mengambil setting yang cukup jauh di mana Minnie menjadi sang narator. Ternyata tidak. Setting waktunya, dari Shopaholic and Baby, hanya berkisar sekitar dua tahun saja.

Judulnya sendiri juga agak menipu. Atau mungkin tepatnya tidak sesuai dengan pemahamanku. Meski Minnie tahu merk-merk barang terkenal dan kartu kredit yang bisa digunakan nyaris di mana pun, dan kadang suka mengklaim barang orang, Minnie belumlah bisa dikategorikan sebagai shopaholic seperti ibunya. Barang-barangnya juga 99.9%-nya dibelikan (atas pilihan) Becky.

Kendati Becky masih punya rasa humor yang tinggi, dan mungkin hanya Rebecca "Becky" Brandon (née Bloomwood) yang bisa kepikiran soal shopwalking (sebutannya untuk berbelanja dalam tidur XD ), aku sedikit jengkel dengan tingkah-polahnya di Mini Shopaholic ini. Okelah dia ratu drama banget, tapi bukan itu yang bikin aku jengkel. Okelah dia itu suka bohong, tapi masih bukan itu yang bikin aku jengkel. Okelah dia itu suka menghambur-hamburkan uang, tapi tetap bukan itu yang bikin aku jengkel. Okelah...

Jun, bisa langsung ke... Apa yang bikin kamu jengkel dengan Becky?

Di Mini Shopaholic ini Becky ini mirip gambaran Venetia Crater di prekuelnya. Okelah dia... Err, tak terlalu pintar. Tapi dia juga tak bodoh-bodoh amat. Aku sampai pengen mengguncangkan-guncangnya di beberapa adegan. Padahal ada solusi mudah untuk beberapa masalahnya.

Oh ya, dari semua buku dalam serial ini, Mini Shopaholic tampaknya yang memiliki "penggerak plot" yang cukup berat: krisis ekonomi negara. Tapi walau berat, tetap saja humornya tak pernah ketinggalan. Humor ini dituliskan Sophie Kinsella dalam surat-surat Becky yang dikirimkan ke kementerian keuangan (atau perekonomian? Ah, lupa! Sebodo amat-lah, lagian sedang malas buka lagi bukunya xD ).

Secara keseluruhan, kendati belum seoke Shopaholic and Baby, Mini Shopaholic masih terbilang cukup oke. Dulu aku sempat heran kenapa teman-temanku yang sudah tamat membaca serial ini tergila-gila pada Luke Brandon. Maksudku, dia itu biasa saja. Masih kerenan sosok dari novel lain. Tapi setelah Shopaholic and Baby, dan ditambah sikap Luke di Mini Shopaholic ini, aku jadi paham.

Lalu mengenai ending. Ending terbaik masih dipegang oleh Shopaholic and Baby. Ending Mini Shopaholic ini mengesankan dua kemungkinan—setidaknya itulah yang aku tangkap. Pertama, tidak semua hal termasuk rahasia harus terungkap, bahkan ada rahasia yang dibawa sampai mati, hal yang tidak jarang terjadi di dunia nyata. Kedua, seri ini bisa saja berakhir di sini, tapi bisa juga (suatu hari nanti) dibikin lanjutannya.

Tapi, mau berakhir di sini atau tidak, aku tidak akan pernah lupa dengan sosok Rebecca "Becky" Brandon (née Bloomwood) ini. Semangatnya, jiwanya yang penuh optimisme, dan tentu saja sense of humour-nya, akan terkenang selalu di hatiku :') #tsah

Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::
| read big

0 comments:

Posting Komentar

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!