Salah satu meme buatan blogger buku yang aku suka adalah Scene on Three. Sebab terkadang, judul, sinopsis, review, sampul, quote yang keju atau sudah biasa didengar, kadang masih kurang dalam membuat seseorang penasaran akan sesuatu buku. Scene kurang lebih sama dengan quote. Bila quote hanya terbatas dari kalimat yang diucapkan para tokoh, maka scene (sesuai namanya) memasukkan gerak, sikon, pemikiran, dst yang dialami, dilakukan, dirasakan oleh para tokoh.
Scene on Three paling banyak ada lima kali sebulan pada blog host dan partisipan. Itu dikarenakan Scene on Three, lagi-lagi sesuai namanya, dipostkan pada tanggal berunsur tiga.
Dan itulah penjelasan singkat mengenai Scene on Three. Yuk ikutan :D
Dan scene yang aku bagikan di hari ini adalah...
"Jadi apa kesimpulanmu setelah meneliti kami?" tanyaku.
Masita sesaat diam. Lalu dia menjawab, "Tak ada jiwa yang bermasalah. Yang bermasalah adalah hal-hal yang ada di luar jiwa itu. Yang bermasalah itu kebiasaan, aturan, orang-orang yang mau menjaga tatanan. Kalian semua harus dikeluarkan dari lingkungan mereka, hanya karena kalian berbeda."
- Sasana dan Masita di Pasung Jiwa, halaman 146.
Adegan di atas ini, mungkin, adalah satu dari jawaban pertanyaan yang sering mengundang perdebatan, "Apakah kebebasan itu ada?"
Hanya karena sebuah tindakan (yang dianggap oleh kebanyakan orang sebagai tindakan) aneh bin nyeleneh, yang tak alami, yang tak normal, pelakunya... Disingkirkan. Mereka yang ingin melakukan tindakan tersebut, tapi tak mau atau takut disingkirkan, memilih melakukannya di balik tabir. Entah melalui jalan belakang, membuang kayuh dan membiarkan perahu yang ditumpangi mengikuti arus, hingga bersandiwara.
Kurang lebih seperti itu pemahamanku akan dialog antara Sasana dan Masita. Bagaimana dengan kalian?
Punya adegan favorit juga? Berikut tata cara ikutan meme ini::
"Yang bermasalah itu kebiasaan, aturan, orang-orang yang mau menjaga tatanan."
BalasHapusSetuju banget. Kadang 'apa yang mereka jaga tetap sama' dan 'apa yang mereka katakan berbeda' sama-sama benar, hanya saja 'kebiasaan, aturan, orang-orang yang mau menjaga tatanan' itu menjadikan yang satu benar dan yang lain terasa salah.
Memang tidak ada patokan yg mutlak tentang benar dan salah, yg jadi patokan itu statistik; semakin banyak orang yg melakukan, semakin benar tindakan itu. Padahal belum tentu juga kan.
BalasHapus