Children of Men
Penulis: P.D. James
Penerbit: Vintage
Tahun terbit: 2010
Tebal: 256 halaman
Genre: Dystopia - Fiksi ilmiah - Romance
Stew score: Tasteless
Target: Adult (17 tahun ke atas!)
Sececap Children of Men
Bagaimana jadinya bila manusia kehilangan kemampuan reproduksinya? Tentu saja bumi akan sepi oleh tangisan bayi. Sekolah mulai ditinggalkan ketika semua anak telah dewasa. Anak-anak yang telah dewasa menunggu tua. Yang tua menunggu kematian yang menjemput.
Apakah mereka tidak rindu pada bayi?
Di tahun 2021, di mana Theo (protagonis kita) hidup, bayi telah menjadi simbol harapan (juga delusi) kebanyakan orang. Di tahun tersebut, mainan tak banyak lagi diproduksi. Hanya boneka yang produksinya masih jalan. Itu pun karena alasan kemiripannya dengan bayi nyaris presisi. Film lama, apalagi yang ada bayinya, sering sekali diputar di layar kaca. Orang yang usianya paling muda dijadikan simbol harapan oleh kebanyakan orang—dan mau tak mau mesti menerima statusnya sebagai selebritas paling dicari beritanya oleh semua orang.
Toko porno bisa buka 24 jam. Toko porno termasuk usaha legal.
Bagi yang mau bunuh diri, pemerintah memberi wadah warganya untuk melakukannya.
Di tahun tersebut, para ahli sudah lama menyimpulkan bahwa tak ada yang salah dengan sel telur kaum Hawa. Yang bermasalah justru sel sperma kaum Adam. Di tahun 2021, di semesta Theo tinggal, kaum lelaki juga kebanyakan kehilangan libido mereka. Keinginan untuk bersenggama bisa dibilang nyaris tidak ada. Pernikahan hanya formalitas saja. Alasannya kebanyakan tidak ingin hidup sendiri.
Hingga... Orang paling muda sedunia mati terbunuh.
Citarasa Children of Men
Adegan di novel karangan P.D. James ini diawali dengan kematian orang termuda sedunia tersebut: Joseph Ricardo. Berita kematiannya terpampang di seluruh surat kabar, baik cetak mau pun online. Dunia berduka. Banyak orang menangisinya. Yang unik di awal novel ini adalah... Usia Joseph ini dihitung hingga ke hari-harinya. Dan kalau boleh aku bilang, di antara semua part novel Children of Men ini, bagian kalimat pertama inilah juaranya.
Sebab cuman kalimat itu sajalah yang bikin aku penasaran dan ingin membaca kelanjutan kisahnya.
Dan cuman kalimat itu.
Children of Men ini bagiku, penulisnya terlalu fokus pada rancang bangun dunianya. Manusia dibagi dalam tiga kelompok generasi: Omega, Soujors, dan... aku lupa sebutan yang satunya, pokoknya generasi yang paling tua. Omega adalah mereka yang lahir di tahun 1990-an. Mereka kebal hukum, dikarenakan mereka-lah harapan umat manusia untuk mempertahankan keberlangsungan hidup manusia. Namun karena keistimewaan itulah mereka jadi suka berbuat sesuka hati. Hampir kebanyakan kejahatan dilakukan oleh para Omega.
Soujors adalah mereka yang berada di usia pertengahan. Theo termasuk dalam kelompok ini.
Mungkin karena kekompleksannya, atau bisa juga karena penulis menceritakan latar belakang Theo bersama salah satu tokoh yang diposisikan sebagai antagonis (yang bagiku unsur antagonisnya kurang), Children of Men ini terasa sangat lamban. Yang kemudian pada akhirnya... Aku menyerah dan membacanya dengan melompat-lompat (?)
Bukan melompat-lompat secara harfiah, tapi aku membaca Children of Men dengan melewatkan beberapa narasi atau kalimat yang aku anggap tidak perlu *pakai dijelaskan segala*
Children of Men dibagi dalam beberapa part. Juga ditulis menggunakan dua sudut pandang, sudut pandang pertama dan sudut pandang orang ketiga terbatas.
Secara keseluruhan, Children of Men mengecewakanku. Aku sebenarnya sudah menurunkan ekspektasiku saat melihat adaptasi filmnya yang... Tak begitu bagus. Tapi karena aku tak ingin menilai bukunya dari filmnya, aku mencoba mencari sesuatu dari bukunya. Namun ternyata bukunya... Tak jauh beda dengan filmnya. Malah kalau dipikir-pikir, aku jauh lebih suka filmnya. Ceritanya juga jauh lebih believeable ketimbang cerita yang di buku yang terasa, yah, dibuat-buat.
Untuk filmnya, perbedaan terbesar adalah Julian. Di buku, karakter ini memiliki peran yang sangat penting. Sementara di film, dia cuman karakter sepintas lalu. Omong-omong, Julian ini wanita.
Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::
0 comments:
Posting Komentar