Sepuluh Anak Negro
Penulis: Agatha Christie
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
Tahun terbit: 1984
Tahun terbit: 1984
Tebal: 268 halaman
Judul Asli: And Then There Were None
Genre: Misteri - Thriller - Suspense - Klasik
Stew score: Sweet!
Target: Young - Adult! (16 tahun ke atas)
Sececap Sepuluh Anak Negro
10 orang, dengan latar belakang berbeda, diundang ke sebuah rumah mewah di pulau Negro. Rumah itu dibangun di dekat pantai, dan memiliki pemandangan yang indah dari jendelanya.
Pada awalnya semua orang merasa senang—meski agak cemas juga karena tuan rumah yang mengundang mereka tidak muncul menyambut mereka. Pada awalnya, dengan alasan yang berbeda, mereka berharap menemukan hal yang dijanjikan tuang rumah. Tapi kemudian, saat makan malam, sebuah rekaman piringan hitam, membeberkan rahasia mereka masing-masing.
Rahasia yang ingin dikubur dalam-dalam oleh mereka.
Rahasia yang inginnya dilupakan.
Rahasia soal mereka yang membunuh orang lain!
Masih di malam yang sama, satu dari sepuluh orang tiba-tiba meninggal!
Sontak saja kebanyakan dari mereka ingin segera hengkang dari rumah mewah nan modern tersebut. Tapi baik tuan rumah, yang tak pernah hadir di tengah-tengah mereka (atau hadir dalam penyamaran sebagai tamu atau hadir dalam persembunyian), dan alam tak mengizinkan mereka.
Keesokan harinya jatuh korban lainnya. Lalu korban lainnya. Dan lainnya lagi. Kematian yang oleh pelakunya disesuaikan dengan lagu anak-anak berjudul 10 Anak Negro.
Sebenarnya apa yang terjadi? Siapakah tuan rumah yang mengundang mereka? Kenapa mereka diundang ke sana? Apakah untuk diadili dari kejahatan mereka yang tak tersentuh hukum?
Citarasa Sepuluh Anak Negro
Yang membuatku tertarik membaca buku ini, selain nama penulisnya, adalah satu kalimat terakhir dalam sinopsis bukunya: cerita detektif - tanpa detektif.
Maksud dari kalimat itu adalah di 10 Anak Negro ini tidak hadir sosok detektif rekaan Dame Agatha. Baik Hercule Poirot mau pun Miss Marple, absen dari kisah misteri ini. Lalu bagaimana pembaca bisa tahu siapa pembunuh kesepuluh orang di pulau Negro itu?
Tenang saja, di akhir buku pelakunya membuat pengakuan kok. Bagaimana pun, seorang yang telah melakukan hal besar pasti ada kecenderungan ingin memamerkannya pada dunia.
Secara keseluruhan, 10 Anak Negro novel yang keren. Suspencenya jauh lebih oke bila dibanding Pena Beracun. Aku tidak menduga kalau pelakunya adalah tokoh itu. Hal ini dikarenakan pelaku membuat gerakan kerja sama dengan korban yang tak tahu kalau dirinya dimanfaatkan. Oh iya, saat aku pertama kali menemukan buku ini, aku mengira akan menemukan buku dengan 10 karakter anak-anak berkulit hitam, tapi setelah membaca kisahnya, dan tak menemukan detail fisik secara mendalam, ternyata 10 anak dalam judul ini adalah judul lagu anak-anak yang dipasang di dinding di tiap kamar yang dihuni tamu.
Direkomendasikan pada mereka yang suka cerita misteri. Juga pada mereka yang suka kisah dengan twist yang oke.
Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::
masih belum kesampaian baca buku ini padahal pas nanya2 ke sana sini buku agatha mana yang otree.. banyak juga yang merekomendasikan buku yang satu ini :D
BalasHapusBagus ini, kak. Suspencenya kerasa banget. Tapi saya masih lebih suka dengan Partners in Chrime, soalnya banyak humornya :))
BalasHapus