Chasing the Prophecy by Brandon Mull

Chasing the Prophecy

Penulis: Brandon Mull
Penerbit: Aladdin
Tahun terbit: 2014
Tebal: 385 halaman
Seri: Beyonders #3
Genre: Fantasi - Adventure
Stew score: Sweet!
Target: Middle Grade (11 tahun ke atas!)

Kalimat pertama Chasing the Prophecy
An arrow hissed out of the night and thudded near the embers of the shielded campfire.

Sececap Chasing the Prophecy

Hanya ada satu jalan bagi Jason, Rachel dan kelompoknya untuk mengalahkan Maldor: Berpisah jalan.

Ya, Jason dan Rachel, ditemani oleh teman-temannya dari berbagai klan, mesti berpisah jalan. Seperti yang diperintahkan oleh ramalan yang diucapkan Sang Oracle. Demi mencari remah-remah, kepingan-kepingan, sesuatu yang kalau disatukan bisa digunakan untuk mengalahkan Maldor, yang leha-leha dan bersantai ria di bentengnya yang amat teramat sulit ditembus, Felrook.

Namun, apakah hanya dengan bersenjatakan ramalan Sang Oracle, yang maksud dan artinya tak begitu jelas, mereka akan berhasil mengalahkan sang Emperor? Bagaimana bila Sang Oracle dirasuki oleh Maldor? Bagaimana bila ramalan itu ternyata salah satu tipu muslihat lagi dari Maldor? Bukankah itu sama saja dengan mereka berjalan langsung menuju kematian?


Citarasa Chasing the Prophecy

Akhirnya kelar juga membaca serial Beyonders ini. Kisah yang lumayan. Kisah yang harusnya bisa diakhiri dalam dua buku saja, atau kalau penulis mau dalam satu buku saja dengan jumlah halaman 800-an dengan ukuran panjang kertas 21 cm (layaknya buku-buku Inheritance Cycle).

Chasing the Prophecy "mengadopsi" formula yang sama dengan Seeds of Rebellion, dipanjang-panjangkan. Tapi untungnya, tidak sebanyak prekuelnya tersebut. Walau aku sempat bosan, tapi tidak sampai bikin aku jatuh tertidur.

Dari awal, Rachel itu biasa-biasa saja bagiku. Oke, dia agak sedikit sombong dan narsis (tapi memiliki hati yang baik) tapi aku baru pengen ngejitaknya pas di Chasing the Prophecy ini. Kegalauannya, kekeras-kepalaannya bikin aku tidak sesabar Galloran, Ferrin dan tokoh lainnya. Coba di sekitarnya ada tokoh pembantu cewek yang kayak Johanna Mason dari The Hunger Games, mungkin Rachel sudah kena tampar. Tamparan yang dimaksudkan untuk menenangkan kepanikannya.

Rachel ini menggalaukan ramalan Sang Oracle. Menggantungkan revolusi, yang taruhannya nyawa, pada ramalan rasanya sungguh konyol. Di pikirannya, ada kemungkinan ramalan itu hasil rekayasa Maldor. Dia ingin ramalan asli yang pasti jelas membawa mereka pada kemenangan.

Pertama, aku mengerti keraguan Rachel, tapi masalahnya dia mengatakannya berulang-ulang hingga aku bosan (dan, err, sebal). Kedua, Rachel ini seorang Beyonders yang berasal dari Amerika, kan? Rasanya agak aneh dia percaya 100% pada ramalan. Bukankah ramalan memang seringnya berisi ketidakpastian, sebelum ramalan itu terbukti benar?

Sementara itu, perjalanan Jason bagiku biasa saja. Mungkin karena pengulangan. Berbahaya, tapi dengan mudah melewatinya. Yang cukup aku sayangkan adalah ketika Jason bertemu seorang musuh yang mengembalikan lemparan orantium (sejenis granat bila di Beyond, tapi berbentuk batuan di Lyrian). Jason ini kan penggemar berat baseball, di A World without Heroes dia juga lumayan bagus sebagai hitter, tapi dia tak menggunakan bakatnya di adegan itu. Bagian baseball ini jadi bagian yang menunjukkan rahasia.

Ada satu makhluk unik lagi penghuni Lyrian yang diperkenalkan: treefolk. Treefolk ini kurang lebih sama dengan bangsa Ent dari Lord of the Rings.

Oh ya, sepanjang aku membaca trilogi Beyonders ini, aku belum mengucap satu patah kalimat pun mengenai covernya. Bagiku hanya cover A World without Heroes yang keren. Cover Seeds of Rebellion dan Chasing the Prophecy biasa saja. Tapi justru yang biasa saja itu yang mencerminkan adegan di dalam buku. Sementara gambar di cover buku pertama tidak mencerminkan adegan di mana pun.

Secara keseluruhan, Chasing the Prophecy buku yang bagus. Meski formulanya sama dengan prekuelnya, bagus di awal, bosan di pertengahan, tapi keren banget di ending. Dan dari semua ending serial ini, ending Chasing the Prophecy yang jadi juaranya. Bagian epilognya benar-benar emosional. Semua bagian Beyonders series ini kalau tidak datar pasti biasa saja, bahkan pertarungannya, kecuali bagian galaunya Rachel yang bikin sebal tingkat malaikat. Tapi epilognya benar-benar campur aduk. Senang, gembira, sedih, lucu ada semua. Sebagai buku terakhir, yang mana memuat pertarungan akbar, dengan banyak korban dari tokoh-tokoh yang akrab dengan pembaca, kematian mereka terasa datar saja. Tapi lewat epilog, ketika adegan mengenang mereka-mereka yang telah gugur, aku ikut terharu (sekaligus lega) bersama Jason dan Rachel.

Lalu bagaimana akhir bagi Jason dan Rachel? Apakah mereka akan balik ke Beyond?

Aku sudah bisa meraba (?) ending mereka berdua sejak bab pertama (bukan prolog) Seeds of Rebellion. Jadi aku tidak terlalu kaget. Malah dengan absurdnya aku keingetan dengan hubungan Yuni Sara dan Raffi Ahmad (?)

Aku tak bisa meminta ending lebih baik lagi.

Oh iya, mungkin kalian penasaran kenapa aku suka sekali dengan Ferrin. Tapi kalau tidak, ya sudah, yang penting aku mau menceritakannya, hahah. Aku suka dia bukan karena bakatnya (yang memang banyak). Bukan pula karena kemampuan alaminya (yang memang unik). Tapi karena dia dicurigai terus-terusan gegara statusnya sebagai displacer yang notabene merupakan budak setia sang Emperor. Tak peduli dia sudah melakukan banyak hal yang telah membuktikan kesetiaannya. Aku tahu bagaimana rasanya jadi Ferrin. Sangat mengerti sekali. Dan aku... Kagum (dan memaafkannya) dengan keputusannya di klimaks Chasing the Prophecy ini, juga keputusan Galloran di ending :')

Oh dan satu lagi, masih mengenai Ferrin. Aku sempat sedikit kecewa mengenai bonus adegan (ramalan) yang ter-include dalam Seeds of Rebellion. Bonus adegan itu memuat ramalan tiga tokoh pembantu. Bisa ditebak, salah satu dari tiga tokoh tersebut bukan Ferrin.

Akhir kalimat: Ya, novel ini worth it kok untuk mengisi waktu luangmu. Rumah terkadang bisa kita temukan di tempat kita (sempat) tersesat :)

Posting ini diikutkan dalam Reading Challenge::
| read big

2 comments:

  1. Trims sudah berbagi ttng beyonders chasing the prophecy nya kk. Kbetulan sya jga mngikuti serial beyondersnya, klo boleh tau, sekuel ketiga beyondersnya ini bisa di beli dmana ya?, trims kk.

    BalasHapus
  2. Kebetulan aku dapatnya gratis.
    Tapi kalau mau, kamu bisa beli di bookdpesitory, karena free ongkir cuman dirimu mesti sabar menunggu saja sebab biasanya datangnya sekitar 3 - 4 minggu. Tapi kalau nggak kuat menunggu, bisa coba beli di toko buku online yang melayani jual beli buku impor/buku berbahasa Inggris seperti bukabuku, periplus, dan seterusnya.

    BalasHapus

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!