F.J. Ismarianto: Ketakutanku pada Buku Berbahasa Inggris Ternyata Tak Beralasan

Semula Jun, panggilan akrab F.J. Ismarianto, "takut" sekali membaca buku-buku berbahasa Inggris. Takut tak mengerti atau gagal paham dengan kisah yang tersaji di dalam buku. Padahal masih banyak sekali buku bagus di luaran sana yang belum diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Namun, kecintaannya pada buku, juga desakan rasa penasaran yang menuntut untuk diredakan, mendorong Jun berbuat nekad. The Mediator: Shadowland karya Meg Cabot dipilihnya menjadi gerbang awal baginya mengeksplorasi buku-buku berbahasa Inggris.

Nah, Jun, bisa ceritakan sedikit pengalamanmu selama membaca buku berbahasa Inggris di tahun 2013 ini?
Tahun 2013 adalah tahun pertama selama 20 tahunan aku hidup di mana aku banyak membaca buku dalam bahasa Inggris. Hal ini ditengarai karena ternyata bahasa Inggrisnya (dalam novel-novel yang dibaca Jun, red) tak sulit dipahami. Malahan, gara-gara nekad membaca, kemampuan bahasa Inggrisku malah bertambah. Sungguh nikmat yang membawa berkah. Meski, yah, masih belum pede kalau disuruh ngomong atau nulis dalam bahasa Inggris.

Saat proses membaca, apakah Jun mengalami kendala?
Tentu saja. Saat membaca beberapa buku ada kata yang belum kuketahui atau baru aku baca untuk pertama kalinya. Kadang tanpa perlu membuka kamus, aku bisa menebak apa artinya. Bahkan aku pernah menemukan istilah seperti pumpkin-time, Adam's Apple, dst dan langsung mengetahui artinya tanpa perlu mencarinya di kamus (yang tentunya tak ada) atau googling di internet. Tapi tak jarang juga aku mesti mencatatnya dulu di memopad dan mencari tahu terjemahannya nanti ketika aku terhubung dunia maya.

Boleh tahu buku-buku apa saja yang telah Jun baca selama satu tahun ini?
Sejujurnya, aku mulai terdaftar sebagai partisipan di bulan.. aku lupa. Pokoknya bukan bulan Januari. Ya, aku telat mengikuti event ini. Tapi untungnya, Bunda Peni (penyelenggara event RC Books in English, red) membolehkan partisipan memasukkan buku-buku yang telah dibacanya dari awal tahun meski daftarnya, katakanlah, detik-detik terakhir tantangan membaca. Dan berikut ini daftar bacaanku selama setahun ini:

Januari

Februari

Maret

April
- Books by Pittacus Lore:
- Six Earlier Days by David Levithan - Salah satu buku favoritku.

Mei

Juni
- Books by Meg Cabot:

Juli
- Books by Lauren DeStefano
- Books by Lemony Snicket

Agustus
- Books by Lemony Snicket:
- Books by Beth Revis:
- The Book Thief by Markus Zusak - Buku terbaikku tahun ini.

September

Oktober
-Books by Roald Dahl:

November
- Books by Patrick Ness:
b) The Ask and The Answer - salah satu buku favoritku.

Desember

Wow, banyak sekali!
Anda terkesima? Sama, saya juga! #eh Dengan banyaknya buku dalam bahasa Inggris yang kubaca tahun ini membuatku sadar, ketakutanku pada buku berbahasa Inggris ternyata tak beralasan.

Setelah ini masih akan membaca buku bahasa Inggris?
Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja, hahah. Tidak ada alasan untuk berhenti.

Yah, kan siapa tahu Mas Jun tahun depan memutuskan untuk memfokuskan diri membaca hanya buku terjemahan.
Kalau aku melakukannya, waduuuuh, bisa sempit "ruang gerak" bacaanku. Apalagi yang diterjemahkan oleh para penerbit itu kebanyakan yang memiliki daya jual super tinggi: bisa karena secara kisah oke, bisa juga karena nama besar penulisnya, bisa juga karena popularitasnya terlepas ceritanya oke atau tidak.

Ada pesan untuk mereka yang sama seperti Mas Jun di masa lalu, masih takut, dengan tanda kutip, untuk membaca buku berbahasa Inggris?
Aduh? Harus ya? Aku masih baru dalam hal membaca buku bahasa Inggris, hahah. Tapi kalau harus ya... Mulailah dengan membaca buku anak-anak atau buku remaja, dan yang minimal terbitan abad 20. Buku anak-anak biasanya menggunakan bahasa Inggris yang sederhana. Sedangkan terbitan abad 20 itu lebih pada karena pakem yang digunakan adalah pakem yang digunakan sekarang atau yang tidak jauh dari pakem yang digunakan, sehingga kita lebih familiar dengan bahasa Inggrisnya.

Sebenarnya keinginan untuk mengobrol bareng penyuka buku fantasi ini masih menggebu, tapi apa daya terbentur durasi. Ditambah lagi Mas Jun harus memenuhi panggilan salah satu bukunya yang kebelet minta dibaca. Betapa cintanya buku-buku pada Mas Jun—begitu pun sebaliknya. Tidak heran bila kemudian berkembang rumor kalau Mas Jun akan menikahi buku-bukunya suatu hari nanti. Rumor yang hanya rumor. Sebab bagi yang mengenal Mas Jun dengan baik, mereka tahu sekali Mas Jun terobsesi oleh seseorang yang diakuinya telah mencuri hatinya—tapi seseorang itu tak kunjung membalas perasaannya. Hnn... Kasian banget ya! Yuk mari doakan semoga Mas Jun segera dipertemukan dengan jodohnya =)

P.S. Ini kenapa ending-endingnya berubah jadi... (-_-")


2 comments:

  1. Banyak beud :O

    Semoga lekas kesampaian memiliki....
    Crush...
    Oke, kini aku percaya sepenuhnya kalau Crush itu ada....

    Btw, aku masih takut baca buku bahasa inggris -_-

    But, i'll start....

    Dimulai dari buku bahasa inggris pertama yang pernah kubaca saat SMP tapi tak selesai...

    Alice in Wonderland!

    *lirik Larten Crepsley Saga
    *lalu dijitak om Darren

    BalasHapus
  2. Itu seriusan mau baca Alice in Wonderland? :O Aku saja belum berani membaca versi aslinya :p

    BalasHapus

 

I'm part of...

Follower

Hey, Jun!